Rabu, 11 Agustus 2010

Raja Muda dan Burung Kuau

Pada zaman dulu hiduplah seorang putra mahkota yang tampan bernama Raja Muda.


Ia sedang mencari gadis untuk dijadikan isterinya. Pada suatu malam, di dalam tidurnya Raja Muda bermimpi bertemu seorang kakek. Kakek itu berkata jika ingin mendapat jodoh, Raja Muda harus pergi mencari sebuah rumah di pantai dengan halamannya terdapat pohon kelapa gading. Pohon itu biasanya menjadi tempat bermain burung Kuau dari kayangan. Selanjutnya kakek itu berpesan agar Raja Muda menangkap burung tersebut.


Setelah mendapat nasehat dari mimpinya, Raja Muda pergi ke tempat yang ditunjukan oleh kakek tersebut. Tak lama kemudian datanglah tujuh ekor burung Kuau dari kayangan. Burung-burung Kuau itu kakak beradik. Sang adik bungsu turun dan bermain-main di atas pasir. Melihat itu, burung Kuau yang tertua mengingatkan adiknya agar berhati-hati. Tetapi sang adik tetap bermain dengan gembira hingga tidak sadar kalau di bawah pasir terdapat tubuh Raja Muda. Dengan cepat Raja Muda menangkap burung Kuau itu dengan tempurung kelapa yang digunakan penutup mukanya tadi dan memasukannya ke dalam sangkar. Burung-burung Kuau yang lain terkejut melihat kejadian itu, dan dengan segera terbang kembali ke kayangan.


Dengan perasaan gembira, Raja Muda kembali ke istana dan meletakkan sangkar yang berisi burung Kuau di sebelah kamarnya.


Malamnya menjelang matahari terbit, sang burung menjelma menjadi seorang putri cantik. Ia keluar dari sangkarnya, pergi ke dapur istana untuk memasak makanan yang lezat. Setelah selesai sang putri kembali ke wujudnya semula menjadi burung Kuau.


Pagi harinya ketika Raja Muda bersantap pagi sangat heran dengan kelezatan masakan yang ia makan. Di tanyakannya kepada juru masak istana siapa yang telah memasak makanan itu, tetapi juru masak mengatakan tidak tahu malahan ia juga heran ketika masuk ruang makan di atas meja telah terhidang makanan tersebut.


Hal itu terjadi berulang kali, sampai akhirnya suatu malam Raja Muda sengaja tidak tidur untuk mengetahui siapa yang selalu menyediakan makanan tersebut.


Menjelang dini hari, Raja Muda mendengar suara langkah dari sebelah kamarnya berjalan menuju dapur istana.


Alangkah terkejutnya ia karena sangkar burungnya telah kosong berganti sosok menjadi seorang putri nan cantik. Ketika putri itu selesai memasak, cepat-cepat Raja Muda menyembunyikan sangkar tersebut sehingga sang putri tidak bisa kembali menjadi burung Kuau.


Karena sudah ketahuan, maka sang putri menceritakan dirinya yang sesungguhnya. Betapa bahagianya Raja Muda mendapat jodoh seorang gadis yang cantik dan berbudi luhur. Mereka menikah dan hidup berbahagia. Setahun setelah pernikahan, mereka dikaruniakan seorang putra tampan.


Sementara itu, kedua orang tua putri burung Kuau yang tinggal di kayangan sangat bersedih hati kehilangan putri bungsu mereka. Ingin mereka mencari putrinya ke dunia, tapi takut ditangkap dan dibinasakan oleh manusia. Mereka akhirnya hanya pasrah dan melarang anak-anak yang lain turun ke dunia lagi.


Pada suatu sore, Raja Muda bersama istrinya putri burung Kuau sedang berjalan-jalan di taman bunga istana. Di sekitar mereka terdapat bunga-bunga yang indah dan harum. Di bawah pohon yang rindang Raja Muda berbaring sambil meletakkan kepalanya diatas pangkuan istrinya. Dinikmatinya angin sepoi-sepoi basa serta kicauan burung di atas pohon, tiba-tiba ia teringat suara merdu nyanyian burung Kuau yang dahulu didengarnya ketika bersembunyi di bawah timbunan pasir. Indah dan mendayu.


Raja Muda meminta istrinya agar menyanyi untuknya. Tetapi istrinya menolak dan menasihati Raja Muda agar tidak memintanya menyanyi.


Jika ia menyanyi hatinya akan menjadi sedih dan nanti akan menimbulkan rasa penyesalan bagi Raja Muda.


Raja Muda tidak putus asa di bujuknya sang istri agar mau bernyanyi untuknya.


Akhirnya putri burung Kuau tidak dapat menolak, dengan terpaksa ia menyanyi. Suaranya merdu, menyanyikan nyanyian burung Kuau. Seiring itu tubuh sang putri bergetar hebat, airmatanya bercucuran. Perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi burung Kuau.


Sambil mengepak-ngepak sayapnya terbanglah ia meninggalkan suaminya tercinta, kembali ke kayangan. Raja Muda serta merta terbangun, mendapatkan istrinya telah pergi. Sungguh menyesal ia telah menyuruh istrinya menyanyi.


Tetapi apa daya nasi telah menjadi bubur, hanya anaknya seoranglah yang menjadi pelipur lara kesedihannya.

1 komentar:

  1. Wuittsss... dongeng nih ceritanya?
    Kesian si Raja Muda :(
    Harusnya dia nggak usa maksa istrinya dong,, nggak bisa mbalik kan istrinya.
    Kesian kesian kesian :(

    BalasHapus

Hallo Semua...

Kenalin.. Sang Jilbaber yang bernama wina ini, sekarang udah duduk di bangku kelas SMA lho!! Tepatnya sih, di kelas NASA SATELIT, SMADABAYA. Makasih juga.. udah jadi visitornya^^