Rabu, 11 Agustus 2010

Kerang Ajaib

Rimba kecewa sekali. Tak seekor ikan berhasil diperolehnya hari ini. Segera diangkatnya buah-buahan yang telah dikumpulkan dari hutan. Saat kaki Rimba menginjak batu besar di sungai, terlihat sesuatu di bawahnya. Seekor kerang putih! Rimba memungut dan berharap kerang itu bisa menjadi temannya. Di rumah, ibu Rimba menghibur. Bagaimana pun Rimba mestinya bersyukur karena buah-buahan yang diperoleh untuk dijual ke pasar cukup banyak. Kerang putih disimpan dalam tempurung kelapa.

Keesokan hari, sepulangnya dari berjualan, Rimba dan ibunya dikejutkan dengan hidangan yang tersaji di meja. Tiba-tiba terdengar suara dari arah tempurung kelapa,

"Rimba! Semua makanan itu untukmu dan ibumu. Aku yang menyediakannya". Ternyata suara itu berasal dari kerang putih yang ingin membalas budi. Betapa bahagianya ibu dan anak itu. Kini, tiap hari hidangan selalu siap tersaji. Mereka tak habis-habisnya bersyukur pada Tuhan.

Suatu hari, Rimba sakit dan tak bisa pergi ke hutan. Di tengah kebingungannya, terlintas ide minta tolong pada kerang ajaib, sahabatnya. Tentu saja kerang ajaib segera mewujudkannya. Demikianlah yang terjadi hari demi hari. Kini Rimba tak perlu ke hutan mencari buah-buahan. Ia tinggal membantu ibunya berjualan di pasar. Namun Rimba serakah. Kian hari kian banyak permintaannya. Bahkan Rimba malas mengisi tempayan air yang seharusnya merupakan pekerjaan mudah saja. Ibu Rimba tak jemu mengingatkan.

Sampai akhirnya, Rimba mengelabui kerang putih karena begitu menginginkan masuk ke dalam tubuhnya. Tubuh kerang membesar dan masuklah Rimba. Benar juga dugaannya. Sekelilingnya penuh intan, permata dan kepingan uang emas. Ide serakah Rimba muncul. Ia mulai mengangkut barang-barang itu. Ibunya yang melihat, segera mengingatkan. Rimba tak mengindahkan. Saat itulah kerang mulai mengatupkan diri. Tiba-tiba terdengar suara, "Rimba, kau sudah melewati batas. Kau sangat serakah! Nasihat ibumu tak kau hiraukan!". Pintu kerang segera tertutup. Sayang, Rimba terlambat keluar! Tubuh kerang ajaib kembali mengecil dan Rimba terjepit kesakitan di dalamnya. Penyesalan Rimba terlambat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hallo Semua...

Kenalin.. Sang Jilbaber yang bernama wina ini, sekarang udah duduk di bangku kelas SMA lho!! Tepatnya sih, di kelas NASA SATELIT, SMADABAYA. Makasih juga.. udah jadi visitornya^^