Rabu, 11 Agustus 2010

Catatan Kecil Viola

"La, gimana? Siap nggak ulangan Matematika nanti?" tanya Natasha di depan kelas sebelum bel tanda belajar dimulai.

"Siplah!" jawab Viola singkat.

"Wah, hebat kamu, La. Aku malah nggak sempat belajar. Semalaman kemarin aku harus mengurusi adikku sakit. Mudah-mudahan ibu guru tidak memberikan soal ulangan yang rumit!" kata Natasha.

"Kalau aku jelas belajar dong, Sha!" jawab Viola percaya diri. Viola sebenarnya berbohong. Ia lebih suka mencontek dengan cara membuat catatan kecil daripada belajar. Hari itu pun sama. Viola telah mempersiapkan catatan kecilnya.

Bel tanda dimulainya belajar berbunyi. Viola, Natasha, dan murid-murid kelas VI SDN Pelita lain masuk kelas.

"Selamat pagi anak-anak! Hari ini kita ulangan Matematika. Karena itu, sekarang keluarkan alat tulis kalian! Ingat, jangan ada selembar catatan pun di atas meja kalian!"

Murid-murid pun menuruti perintah ibu guru, termasuk Viola.

"Ingat! Ibu lebih menyukai murid yang mendapat nilai kecil, tapi berbuat jujur daripada murid yang bernilai besar, tapi mencontek." ujar ibu guru sambil membagikan soal ulangan.

"Cihui… semua jawaban soal ulangan ini ada dalam catatan kecilku!" ucap Viola dalam hati setelah menerima lembar ulangan. Viola lalu merogoh saku roknya untuk mengambil pena.

Beberapa saat kemudian murid-murid terlihat mulai tekun mengisi jawaban soal-soal ulangan. Sementara Viola terlihat hendak melancarkan aksinya. Tangannya mulai merogoh saku roknya. Namun, ia kaget. Catatan kecilnya hilang.

"Aduh, di mana catatan kecilku? Gawat! Padahal tadi aku simpan di saku rokku! Tapi ..." Viola lalu mencari-cari di mana catatan kecilnya berada. Ia merogoh saku kanan dan saku kiri roknya, lalu saku kemejanya. Catatan kecilnya hilang entah kemana.

"Cari apa kamu, Viola?" tanya ibu guru ketika melihat gerak-gerik Viola.

"Ingat, bekerja sendiri. Jangan tengok kiri-kanan!" Viola kaget. "Nggak, Bu Guru. Saya nyari tip-eks," jawab Viola berbohong. Aya cepat-cepat menunduk, membaca soal ulangan. Viola mencoba menjawab soal-soal ulangan tersebut. Tapi, ia tidak bisa. Ia lalu mencoba mengingat-ingat yang ia tulis di catatan kecilnya. Namun, sama sekali tidak ingat dengan apa yang ditulisnya tadi malam di catatan kecilnya.

Viola lalu melirik ke arah teman-temannya. Ia melihat teman-temannya sedang tekun mengisi lembaran soal ulangan. Perasaan menyesal pun terlintas dalam diri Viola. Viola termenung. Soal-soal ulangan tersebut ia biarkan kosong.

Waktu pun berlalu. Hampir satu jam sudah murid-murid mengerjakan lembaran soal ulangan. Sementara itu, lembaran soal ulangan Viola tetap terlihat kosong. Kalaupun terisi, hanya seadanya.

"Waktu ulangan telah habis. Sekarang kumpulkan pekerjaan kalian di depan kelas. Setelah itu, kalian langsung menuju lapangan olahraga,"

Murid-murid pun menuruti perintah ibu guru. Dengan penuh semangat mereka mengumpulkan lembaran soal ulangan mereka, kecuali Viola. Viola terlihat lesu ketika menyerahkan lembaran soal ulangannya.

"Viola, sebentar. Ini milikmu?" tanya ibu guru pada Viola. Viola tercengang. Ia melihat catatan kecilnya itu berada di tangan ibu guru. Bagaimana mungkin catatan kecilnya itu berpindah tangan ke ibu guru secepat itu?

Sejenak Viola berpikir, jangan-jangan Natasha yang menyerahkannya ke ibu guru. Tapi, bagaimana mungkin? Bukankah ia juga tidak memberitahukan catatan kecilnya itu kepada siapapun, termasuk Natasha.

"Viola, kamu mungkin kaget melihat catatan kecilmu berada di tangan ibu. Kamu ingin tahu? Tadi ketika ibu membagikan lembaran soal ulangan di mejamu, kamu merogoh saku rokmu untuk mengambil penamu, kan? Nah, saat itulah ibu melihat catatan kecilmu terjatuh di bawah mejamu," ujar ibu guru sambil memandangi Viola.

"Ibu tahu ini bahan contekanmu, kan? Ibu tidak akan memarahimu. Ibu hanya heran, kenapa kamu tidak mengindahkan peringatan ibu tentang mencontek. Bukankah mencontek itu perbuatan curang? Bukankah mencontek itu hanya akan membodohi dirimu sendiri. Meskipun nilai ulanganmu besar, tetapi kamu tidak tahu apa-apa. Betul, kan Viola?"

Viola tertunduk malu mendengar ucapan ibu guru. Dalam hati ia berjanji, mulai saat ini ia tidak akan mencontek lagi. Ia akan rajin belajar, karena ia tidak ingin membodohi diri sendiri.

1 komentar:

  1. Sip!!!
    Kudu ngunu,,, hahaha. Aku sih kalo ngerpek gag tau,, sing tau iku nyontek.... *podo ae*

    BalasHapus

Hallo Semua...

Kenalin.. Sang Jilbaber yang bernama wina ini, sekarang udah duduk di bangku kelas SMA lho!! Tepatnya sih, di kelas NASA SATELIT, SMADABAYA. Makasih juga.. udah jadi visitornya^^