Jumat, 29 Oktober 2010

Lukisan Langit

Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang nampak seperti benua Amerika, Namun temanku yang lain memandang lukisan awan itu dengan penafsiran yang berbeda-beda. Raja Bersi keras, awan yang sama berbentuk Eropa. Sedangkan Atang tidak yakin dengan kami berdua dan sangat percaya bahwa awah tersebut berbentuk benua Afrika. Baso malah melihat semua ini semua dengan konteksi Asia. Dan lain halnya dengan kami semua, Said dan Dulmajid yang sangan nasionalis menganggap awan itu berbentu seperti peta Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Dulu kami tidak takut bermimpi, walau sejujurnya kami pun tak tahu bagaimana cara merealisasikannya.


Tapi lihatlah kini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkannya dengan do'a, Tuhan mengirim benua impian itu kepelukan masing-masing. Kun Fayakun. Dari bermula awan impian, kini semuanya berubah menjadi kenyataan.


Kami berenam telah berada di 5 negara yang berbeda. Di lima menara impian kami -mengingat begitu besar perjuangan kami dalam menimba ilmu di Pondok Madani selama 4 tahun. Juga menara kebesaran PM hingga kami di juluki oleh kawan-kawan sebagai sahibul menara-. Untuki itu, jangan pernah meremehkan impian walau setinggi apapun. Sungguh, Tuhan maha mendengar.


"Man Jadda wa Jadda", Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.



Di kutip, di adopsi dan di adaptasi dari novel "negeri 5 Menara".
Dengan sedikit editan oleh: Wina Zhonniwa

Hallo Semua...

Kenalin.. Sang Jilbaber yang bernama wina ini, sekarang udah duduk di bangku kelas SMA lho!! Tepatnya sih, di kelas NASA SATELIT, SMADABAYA. Makasih juga.. udah jadi visitornya^^